Well postingan kali ini masih berhubungan dengan acara adat "rambu solo" suku Toraja di Sulawesi Selatan.
Here we go!
Dalam pesta rambu solo atau yang dikenal sebagai acara kematian oleh Suku Toraja biasanya ditandai dengan pemotongan Kerbau atau Babi juga bisa ditambah hewan lainnya seperti Kuda atau Sapi, karena menurut kepercayaan aluk todolo hewan-hewan inilah yang nantinya akan mengantar arwah jenazah dari dunia menuju alam baka. Dan biasanya acara rambu solo lebih meriah ketimbang acara rambu tuka' (acara pernikahan).
Sama seperti Rambu Tuka', Rambu solo juga memiliki beberapa prosesi atau rangkaian acara didalamnya, seperti Ma'pasilaga Tedong, Ma'parokko Alang, Ibadah Penghiburan, Mantarima Tamu, Ma'badong, Mantunu Tedong, dan yang terakhir adalah Ma'kaburu'.
Ma'Pasilaga Tedong
adalah adu kekuatan masing masing Kerbau yang nantinya akan disembelih pada akhir acara rambu solo.
Oh yeaaaahhhh (\m/)... disini ada banyak cerita seru =D
mulai dari being kameramen dadakan, pa'suting dadakan, berkutat dengan lumpur tanah, manjat sana manjat sini cari posisi aman untuk taking picture, mandadak SKSD dengan siapapun itu, balik kerumah dari lokasi ma'pasilaga tedongnya itu jalan kaki rame-rame dengan local people dan Last but not least adalah hampir kesruduk kerbau sayanya saat sok.sok an jadi kameramen Hahahahah...... eya.eyaaaaaaaaaaDan gambar kaki ini adalah keadaan kaki saya waktu itu hahaha. Cantik yaaaaa =D
Ma'parokko Alang
adalah pemindahan Jenazah dari rumah tongkonan ke alang lumbung padi selama satu hari satu malam, FYI saat jenazah masih disimpan dalam rumah tongkonan, menurut kepercayaan lokal people, jenazah belum dianggap mati melainkan masih dianggap sebagai orang sakit.Sebelum jenazah diletakkan di alang, jenazah harus dibawa mengelilingi sarigan atau rumah tongkonan jenazah yang nantinya akan dipakai untuk menggotong jenazah ke pemakaman.
Dan setelah jenazah sudah diletakkan di alang, biasanya keluarga memotongkan kerbau sebagai penghormatan terakhir.
Kemudian besoknya jenazah akan dipindahkan lagi ke tempat peristirahatan terakhir sebelum dikubur yang dinamakan Lak'kian (gambar 1, 2 dan 3). Pada saat menggotong jenazah dari alang menuju lak'kian biasanya di ikuti oleh iringan kain merah yang dibawahnya adalah keluarga yang mengantar (gambar 4). Ini dipercaya, akan membawa rejeki yang bagus bagi siapapun yang ikut dalam iring-iringan kain merah itu.
Mantarima Tamu
atau biasanya ditandai bahwa pesta kematian ini sudah dimulai. Sehingga dalam kegiatan ini, seluruh keluarga, kerabat, handaitaulan yang mengenal jenazah ataupun keluarga jenazah akan mulai berdatangan dengan membawa hewan seperti Babi atau Kerbau.Tamu biasanya akan disambut dengan pa'gandang dan pagar ayu mulai dari pintu gerbang, kemudian di bawa melewati lantang untuk menuju ke ruang penerima tamu.
Setelah tiba diruang penerima tamu, mereka akan dilayani oleh keluarga berpasang-pasangan yang disebut ma'papangngan. Yang wanita biasanya menggunakan tas kecil atau sepu' yang berisi pangngan atau kalosi atau kapur sirih atau juga permen, sedangkan untuk yang lelaki biasanya membawa rokok untuk dibagikan kepada para tamu yang laki-laki.
Kemudian setelah itu, tamu akan kembali dilayani oleh ibu-ibu yang disebut ma'pairu'. Yang wanita akan membawa beragam makanan kecil dan gelas, dan yang lelaki akan membawa teko yang berisi teh dan kopi.
Ma'badong
adalah nyanyian atau seruan yang menurut local people bertujuan untuk menghibur arwah jenazah. Biasanya dilakukan oleh para lelaki tetapi tidak menutup kemungkinan perempuan juga bisa ikut ma'badong dengan menggunakan pakaian hitam dimana saling berpegangan tangan satu sama lain. Biasanya dilakukan pada malam hari hingga pagi sepanjang acara rambu solo berlangsung.
Mantunu Tedong
adalah puncak acara dari rambu solo, dimana disinilah semua kerbau, sapi dan kuda akan dikumpulkan di halaman rumah jenazah yang kemudian semuanya akan di sembelih.Kemudian, hewan-hewan yang disembelih tersebut nantinya akan dibagikan kepada keluarga, masyarakat sekitar dan untuk kerbau yang tidak disembelih biasanya akan disumbangkan kegereja-gereja.
Ma'kaburu
atau istilah indonesianya penguburan, yang ditandai dengan mantunu tedong sebelumnya.Pada prosesi ini jenazah yang diletakkan di lakkian kemudian akan diturunkan, dan akan digotong ke lokasi pemakaman.
Dalam acara ini ada yang seru yaitu, orang-orang yang menggotong jenazah sepanjang perjalanan biasanya akan agak sedikit brutal. Ada yang saling melempar lumpur, air, atau bahkan si semba-semba. dan lucunya adalah saat prosesi ini berlangsung, tidak boleh ada yang marah saat terkena lemparan lumpur tersebut. hiihihihi,, pokoknya seruuu =D
In the end........
Setelah acara pemakaman selesai, Jenazah Nenek Martha Limbong atau Ne' Panjang tinggal nama, dengan menyisakan banyak kenangan yang indah =DWalapun ragamu sudah tiada tetapi engkau akan slalu hidup dalam hati kami.
WE LOVE YOU NEK
mmmmmwwwuuuuaaaaaahhhhh
1 komentar:
Nice posting....!!!
so proud to be tau Toraya (^___^)
my condolence for your granny yaah...
Posting Komentar